
dapat dilihat secara langsung atau via televisi nasional sejatinya ingin mengajak anak bangsa bahwa kita masih punya nilai harkat kebanggaan dan kekuatan kebangsaan, bahwa kita harus bangga berbangsa Indonesia.
Disamping itu perayaan ini adalah sebuah bentuk pertanggungjawaban pengawal republik kepada rakyatnya dan panglima tertingginya atas atensi, perhatian dan kesungguhannya memodernisasi tentara kebanggaan bangsa ini. Menyaksikan parade, defile dan demonstrasi alutsista adalah menyaksikan sebuah pertanggungjawaban kepada rakyat bahwa inilah hasil dari jerih payah membaguskan dan menggaharkan tentara, salah satu pilar penjaga nilai-nilai kebanggaan berbangsa.
Kenyataan perjalanan bertentara selama lima tahun terakhir menunjukkan perkuatan yang signifikan bukan saja dari sisi kualitas prajurit yang dikenal sebagai prajurit spartan tetapi juga persenjataan mereka yang meningkat tajam baik secara kuantitas dan kualitas sebagai persyaratan mutlak untuk nilai kegaharan prajurit modern. Berbagai alutsista yang dibeli dari luar negeri maupun yang diproduksi industri pertahanan dalam negeri akan dipamerkan secara terang benderang.
Alutsista laut yang bakal ditepuktangani paling gemuruh diperkirakan adalah KRI Bung Tomo 357 dan KRI Teluk Bintuni 520. Yang pertama terkait dengan semangat Arek Suroboyo 10 Nopember 1945 sedangkan yang terakhir karena kapal perang pengangkut tank itu buatan dalam negeri, tepatnya buatan galangan kapal swasta nasional. Sementara alutsista matra darat yang akan menjadi hit kebanggaan adalah MBT Leopard, MLRS Astross Mk6, Artileri Caesar Nexter, Helikopter Apache disamping berbagai jenis alutsista yang lain.
Kegagahan pesta ulang tahun itu akan semakin menggelora dengan melintasnya ratusan pesawat militer yang dimiliki Indonesia. Tidak bisa disangkal gemuruh jet tempur yang melintas di udara apalagi sampai melakukan atraksi jungkir balik akan memberikan nilai kebanggaan yang luar biasa bagi anak bangsa yang menyaksikan secara langsung atau via televisi. Belum lagi belasan pesawat “gajah” Hercules akan menerjunkan dan “menyiram” 1.000 pasukan payung di sekitar arena acara. Menerjunkan 1000 pasukan payung adalah rekor, menerbangkan 18 Hercules adalah rekor, melintasnya ratusan pesawat militer adalah rekor, membariskan 18 ribu prajurit adalah rekor. Semuanya serba rekor maka sangat pantas MURI ikut “memeriahkan” rekor demi rekor itu untuk sebuah rekor yang memang belum pernah terjadi.
Presiden Susilo segera mengakhiri tugas kenegaraannya setelah selama 10 tahun memimpin negeri ini dengan segala dinamikanya. Banyak hal yang telah dicapai negeri ini untuk sebuah predikat lebih baik, lebih sejahtera, lebih berharkat meski masih banyak juga predikat yang belum memuaskan. Catatan perjalanan sepuluh tahun ini dari seorang yang memimpin negeri melalui pemilihan langsung patut kita apresiasi. Jendral Susilo adalah seorang yang cerdas, penuh strategi, penuh perhitungan, selalu ingin memberikan yang terbaik bagi negerinya termasuk tentaranya. Kematangan dan kecerdasannya semakin diuji dalam adukan demokrasi yang hingar bingar di negeri ini. Dan dia berhasil.
Pesta ulang tahun tentara yang digelar secara meriah dan megah adalah dalam rangka menafsirkan dan mensyukuri nilai karunia itu. Tentara negeri ini yang sekian lama hanya menonton tentara negeri lain yang “dibelikan” berbagai persenjataan modern sekarang sudah pula menukar impiannya menjadi kenyataan kebahagiaan. Berbagai jenis alutsista canggih sudah dimiliki negeri ini meski belum mencapai kriteria setara, baru mengejar kesetaraan. Tidak apalah karena memang kita terlalu jauh tertinggal selama ini sehingga anggaran belanja alutsista sebesar 150 trilyun yang digelontor selama 5 tahun terakhir ini berhasil memperpendek ketertinggalan itu. Sembari berharap di program MEF 2 tahun 2015-2019 pembangunan kekuatan persenjataan tentara kita baru akan menunjukkan taring yang sebenarnya.
Maka ulang tahun ini adalah kado terimakasih, sebuah ungkapan yang digelar dengan derap langkah tegap, raungan jet tempur, atraksi kapal perang. Itulah ungkapan tanpa kalimat yang akan dipertunjukkan kepada Presiden. Itulah pengabdian tanpa sanggahan karena ini perintah komando sekaligus ingin menyindir politisi nyinyir mentang-mentang ada di kamar demokrasi lalu seenaknya berteriak. Rumah Indonesia itu tidak hanya berisi kamar-kamar demokrasi tetapi juga ada kamar komando untuk menjaga kebanggaan dan harkat rumah itu. Untuk kali ini kamar komando akan merayakan aura kebanggaannya, mohon jangan berisik kamar-kamar yang lain, jaga cangkem kalian.
Sumber : Analisis dengan judul “Selebrasi Susilo Surabaya”
Terima Kasih Jenderal SBY atas pengabdian anda sebagai Presiden, walau sebenarnya saya kurang puas. 😥
wow hadir
http://orongorong.com/2014/09/23/lorenzo-mengancam-akan-lebih-agresif-lagi-melawan-marc-marques/
apache ???
belum, kemaren masih dibujuk sama USA dengan dua apache pas latihan
jangan2 ada maksud usa…bujuk beli apache…
good job Mr. presiden…, thanks U for all….
mg presiden berikutnya akan memberikan dampak yg lebih baik lagi….
makanya kok beberapa hari terakhir selalu bergemuruh heli tempur mondar-mandir…
7 okt sebagai pengganti 5 okt kah (karena idul adha) ?