Satu minggu ini saya harus wira wiri Jogja-Ponorogo. Kebetulan kemarin saya lupa gak bawa kaos ganti, yo wis no problem toh kaos Dagadu di Malioboro murah meriah.
Saat menyusuri Malioboro untuk cari kaos Dagadu, ternyata sekarang sudah gak ada. Gak afdhol lah klo beli kaos di Malioboro gak ada logo mata satu. Setelah menyusuri jalan Malioboro dan toko-toko pusat souvenir kok tetap nihil, saya putusin buat balik ke losmen dan tidur, besok pagi saja ke pusat Dagadu di Mall Malioboro.
Pagi hari saya ngobrol dengan pak ceto, salah satu travel agen di Sosrokusuman. Salah satu bahan obrolan kami adalah tentang kaos Dagadu bajakan yang menghilang dari Malioboro. Saya jadi terkejut dan kagum mendengar kronologinya.
Tidak hanya Dagadu palsu, Dagadu Asli juga rela menghapus logo
Kata beliau, Polemik dagadu bajakan emang awalnya susah diatasi. Pemilik Asli ingin kasus ini diakhiri, merek bajakan yang memproduksi dan menjual diproses hukum.
Tapi masalahnya Dagadu sudah menjadi produk ikon jogja dan hajat orang banyak. Klo UU ditegakkan 50-70% pedagang Malioboro bisa masuk penjara sob. Tapi benar ada hak dagadu yang dicuri dan harus dilindungi.
Dengan dimediatori Kraton akhirnya disepakati jalan keluarnya. Karena memang sentra Dagadu bajakan kan disekitar Kraton, Jl. Rotowijayan.
Berdasarkan kesepakatan, para pembajak Dagadu dilarang untuk memproduksi kaos Dagadu lagi, baik merek, logo sablon mata dagadu, ataupun logo pada kerah baju. Mulai saat itu para pembajak harus memiliki dan memasang merek mereka sendiri pada produknya.
Untuk menjamin produk mereka tetap laku walau tanpa logo dagadu. Pihak dagadu bersedia untuk menghapus dan tidak memasang/menggambar logo dagadu pada kaos produksi mereka. Walhasil kaos Dagadu asli juga tidak ada logo mata khasnya yang biasa ada dibagian bawah kerah leher.
Dengan demikian, para penjual kaos dagadu kw tetap bisa jualan dan Dagadu juga tak lagi mumet . Roda ekonomi masing masing pihak tetap berputar, kaos oblong khas Jogja gak harus ini itu, karena memang kaos sudah menjadi oleh-oleh wajib seperti Bakpia dan Geplak.
Apapun merek kausnya, tetap disebut dagadu. Mungkin sebaiknya ditulis di kamus, bahwa kata dagadu artinya: kaos oblong khas jogja.
Selama ada kopi diskusi pasti ada solusi, salut. Menang tanpa ngasorake, Menang tanpa merendahkan.
Artikel lainya bro
- Digendong Ibunya, Bayi ini tersangkut di kolong roda sepeda motor Yamaha Vega
- Niat Untung Malah Buntung.. Maling Vixion Modal Jazz
Sidone tuku dagadu aseli ki…
Onone mung kui yug
lambang dajjal..iluminati..konspirasi wahyudi..xixixi..
bener djuga 😀
wih itu jadul bgt
http://eenendangsarielmuhyiblog.wordpress.com/2014/10/21/belanja-online-zalora-tawarkan-busana-muslim-pria-new-update/
syukur deh
la cerita pemiliknya mana ?
win-win solution, nek kromo inggil-e 😆
omzet turun ndak ya??
merek Mrongos juga bagus…
O ngono tho ceritane
bukannya lambang dajjal dah lama ada di tugu ?
dagadu kan artinya ‘matamu’ dlm basa walikan khas jogja.
jadi lambang mata itu tidak merujuk ke iluminati, dajjal atau apapun itu.
ane yakin pendiri dagadu tidak mengarah kesana.
kalau lambang dajjal atau antkris itu segi tiga dan ada mata ditengahnya itu lambang mesir jaman dulu
baru tau saya
Dagadu masih ada kok gan!!
Di lantai paling bawah (setelah lantai parkiran) Malioboro Mall.
Tepatnya di depan toko Gramedia.
Ane malah barusan beli produknya 3 hari yang lalu.
Biyen koyone ono kaos merek Dadung pas tenare kaos Dagadu.
sekarang ada juga kios dagadu aseli, tepatnya di pojok utara-timur Alun-alun Utara Jogja.. selain di Pakuningratan, Malioboro Mall & Yogyatorium.
Ada yang merk La Lino gk ya?
Kurang tahu sis, karo ra lilo mungkin ada