Gowes di Belakang Truk, Antara Cerdas dan Kebablasan

image

Berlokasi di jalan ringroad Jogja. Seorang goweser/pesepeda dengan santai jalan di belakang truk bermuatan berat.

Bagi yang hobi sepeda, pasti tahu bahwa yang seperti ini memang lebih enjoy dan assoy daripada jalan di jalur lambat. Dengan jalan di belakang truk bermuatan, kecepatan bisa konsisten, truk gak akan ngebut, rata 60KpJ lahh. Truk yang bermuatan berat, juga gak akan bisa berhenti mendadak.

Sehingga goweser aman, karena saat lampu rem truk menyala masih ada kesempatan untuk nger juga.

Beda kalau jalan di jalur lambat. Pesepada onthel harus berhati-hati sama manuver bikers yang sering atraksi siyat-siyut ala topeng monyet.

Tapi?!???! Apa yang dilakukan pesepeda macam ini adalah bentuk arogansi ingin enaknya sendiri. Gak beda sama ulah oknum moge yang arogan. Melanggar aturan demi kenyamanan dirinya sendiri.

Baca Juga:   Nasi Bali Kota Madiun Bu Makmur

Hmmmm … Jadi ingat kata mbah dukun Satar. Oknum goweser itu, ada yang srantal sruntul merasa dirinya yang paling harus diutamakan. Merasa jadi raja.

Karena merasa yang terlemah. Belok sekananya, ngembat jalur orang semaunya, menghiraukan lampu merah dll. Giliran ketabrak teriak-teriak HAM menjadi korban paling tertindas di jalan raya ….

Hadewww jika tak saling menghormati dan mematuhi, bagaimana toleransi bisa hadir. Bisa-bisa goweser jadi musuh pengguna jalan seperti moge.

Tinggalkan Balasan