Mitsubishi Beli Bank Danamon dan Adira Finance, Kredit Mobilnya Bakal Lebih Mudah

Menara Bank Danamon. Foto: Eliza Leung

Upaya Mitsubishi Group untuk menancapkan bisnisnya di Indonesia makin menggeliat. Kali ini anak usahanya, The Bank of Tokyo-Mitsubishi UFJ Ltd. (BTMU), bank terbesar Jepang yang dikendalikan Mitsubishi UFJ Financial Group Inc (MUFG), dikabarkan akan segera membeli 73,8% saham PT Bank Danamon Tbk (BDMN) dari Asia Financial Indonesia Pte. Ltd. (AFI), unit usaha Fullerton Financial Holdings Pte. Ltd.

Jika akuisisi ini berahasil. Masa depan penjualan mobil produk Mitsubishi akan tercerahkan. BTMU sendiri  telah meneken perjanjian pembelian saham bersyarat dengan AFI terkait akuisisi itu.

Sebagai informasi, Bank Danamon adalah bank nomor lima di Indonesia dari sisi profitabilitas yang salah satu anak perusahaanya adalah group leasing Adira yang akrab dalam pembiayaan pembelian kendaraan.

Baca Juga:   Suzuki Dukung dan Sukseskan Jambore Nasional Satria Club Indonesia 2017

Mitsubishi secara tak langsung bakal mengendalikan PT Adira Dinamika Multifinance Tbk (ADMF), yang 92% sahamnya kini dipegang Danamon. Adira adalah salah satu perusahaan pembiayaan paling terkenal di Indonesia. Produk kendaraan bermotor Mitsubishi bisa dibiayai dengan skema kredit murah nantinya.

Selama ini Danamon dikuasi oleh AFI dan Fullerton yang merupakan sayap bisnis perusahaan investasi terbesar Singapura, Temasek.  Jika berhasil Mitsubishi akan menjadi pengendali Danamon.

Ada tiga langkah dalam akuisis transaksi ini,

Langkah pertama, BTMU bakal membeli 19,9% saham Danamon, dengan harga Rp 8.323 per saham atau dua kali price to book value (PBV) kuartal III-2017. Nilai transaksi ini sekitar Rp 15,8 triliun atau US$ 1,17 miliar. Transaksi ini akan dieksekusi dalam beberapa hari ke depan.

Baca Juga:   Juara Bertahan sejak 2008, TNI Kembali Memimpin Perolehan Medali di Arena AASAM Australia 2015

Langkah kedua, BTMU akan mencari persetujuan dari regulator pasar modal Indonesia untuk membeli lagi 20,1% saham Danamon, sehingga total kepemilikan saham naik menjadi 40%. Manuver ini bakal dilakukan pada kuartal II-III 2018, tergantung persetujuan regulator Indonesia.

Langkah ketiga, BTMU akan memburu lagi persetujuan regulator untuk menambah kepemilikan saham hingga menjadi 73,8%. Belum jelas, apakah BTMU akan menggelar penawaran tender (tender offer) untuk membeli saham yang dipegang publik. Namun, merujuk aturan pasar modal Indonesia, tender offer wajib dilakukan ketika terjadi perubahan pemegang saham pengendali.

Tinggalkan Balasan