
Isuzu Panther, mobil MPV bermesin diesel ini masih tetap menjadi mobil idola di kelasnya walau walau hampir tanpa ada ubahan selama 20 tahun terakhir. Teknologi Mesin dan desain ya tetap gitu-gitu aja.
Saat ini mobil-mobil bermesin Diesel sudah memakai teknologi Diesel Common Rail sedangkan Panther masih memakai mesin Diesel Direct Injection. Kalah sama mesin diesel Dongfeng yang biasa dipakai nelayan dan mesin air di sawah yang juga sudah common rail.
Tapi justru rasa mesin jadul itulah yg bikin mobil ini tetap laris dan harga jual bekasnya tetap tinggi.
PT Isuzu Astra Motor Indonesia (IAMI) masih belum bisa memastikan generasi baru Isuzu Panther bisa dilahirkan. Mobil yang dijuluki rajanya diesel tersebut tersandung berbagai hal.
Keiji Takeda, Vice President Director PT IAMI mengatakan, tantangan terbesar yang dihadapi untuk model Panther ialah peraturan standar emisi asap knalpot berstandar Euro IV yang akan diterapkan pemerintah dan serta volume penjualan.
“Pada 2021 mendatang, akan dimulai regulasi Euro IV di Indonesia. Jika sudah masuk situ, maka mesin dan sasis harus dilakukan penyesuaian. Oleh sebab itu, kita masih memerlukan waktu di samping volume penjualannya,” kata Takeda di Kawasan Industri Suryacipta, Karawang, Jawa Barat, Kamis (12/12/2019).seperti dikutip dari kompas.com
Saat ini Panther diproduksi 300 unit tiap bulanya. Angka yang sangat kecil, jika ingin difacelift atau keluar model barunya ya harus di angka 3000-5000 unit.
“Paling sedikit ialah 3.000 sampai 5.000 penjualannya,” ujar Keiji.
Lagipula, lanjut dia, Isuzu tidak seperti pabrikan besar seperti Toyota maupun Daihatsu yang berfokus pada kendaraan penumpang. Merek asal Jepang ini mengandalkan kendaraan niaga dalam bisnisnya di Indonesia.
Berdasarkan catatan Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), penjualan Panther turun penurunan sebesar 17,2 persen pada 2019 ini.
Pada 2018 Panther terjual 950 unit sepanjang 2018. Sementara penjualan secara wholesales pada Januari-September 2019 baru 539 unit.
Tinggalkan Balasan